Kamis, 22 Oktober 2015

RESUME JURNAL : HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERILAKU MENGAKSES SITUS PORNO DAN RELIGIUSITAS PADA REMAJA

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN
PERILAKU MENGAKSES SITUS PORNO DAN
RELIGIUSITAS PADA REMAJA
Diah Viska Rahmawati
Noor Rochman Hadjam
Tina Afiatin
Universitas Gadjah Mada
2002

Ø Latar Belakang

Kebebasan media dan pers yang menyertai era globalisasi, diantaranya menyebabkan materi seks kian menjamur dan mudah didapatkan dengan mudah yang beredar di masyarakat.Media komunikasi yang bebas sensor menjadi lahan subur untik penggunanya.Kemudahan dan fasilitas yang disajikan internet tidak hanya menampilkan  materi seks gambar prno saja, gambar bergerak pun ada,video yang disajikan pun ada yang berdurasi pendek dan berdurasi panjang.
Selain gambar-gambar ,sajian situs porno yang disajikan internet yaitu menanyangkan video video hubungan seksual  yaitu : paedophilia (foto telanjang anak-anak), hebephilia (foto telanjang remaja) dan paraphilia (materi seks “menyimpang”).

Penelitian menurut Elmer-Dewitt  menunjukkan bahwa ternyata 98.9 persen khalayak situs porno adalah pria  dan1.1 persen adalah wanita.
Jumlah yang sangat berbeda jauh ini menurut Cooper (DeAngelis, 2000) disebabkan karena pria lebih menyukai stimulus visual, sementara wanita lebih lebih tertarik mennjalin persahabatan dan interaksi.
Pendapat lain yang sejenis menurut Widyaatuti (Surono, 2000) bahwa pria terangsng oleh stimulus visual atau pengamatan, sedangkan perempuanoleh stimulus pendengaran.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa 50% yang mengakses internet  digunakan untu menjelajahi situs-situs porno dan 60-70 % adalah kalangan mahasiswa, dan pelajar yang berusia remaja.  Ketertarikan remaja mengakses situs porno tersebut karena mereka sedang ada di masa transisi dimana seorang remaja mengalami berbagai macam perubahan dari fisik,seksual,emosional,religi,moral dan sosial (Hurlock, 1993) .
Menurut penelitian Hurlock (1973) menyebutkan bahwa remaja lebih tertarik pada materi seks yang berbau porno dibandingkan materi seks yang di kemas salam bentuk pendidikan. Masa remaja selain sedang mengalami masa transisi perubahan fisik,seksual,emosional mereka menglami perubahan religiuitas  remaja, yaitu semakin tinggi religiuitas remaja semakin besar ia dapat mengontrol dan mengatur perilaku seksual sejalan dengan nilai norma yang ada (Suharno, 1992; Hanani 1995).
Menurut (Elmer-Dewitt, 1995) daya tarik seorang untuk mengakses situs porno di internet karena tersedia nya:
·         privacy, yakni kerahasiaan,keleluasaan pribadi, tanpa harus berjalan ke toko buku, bioskop atau tempat peminjaman film
·         efficiency dikarenakan materimaterinya dapat diambil dari internet,dicetak atau ditampilkan pada computer pribadi, yang jauh lebih efisien daripada membeli utuh majalah atau video
·         bersifat harmless yakni kebebasan mengeksplorasi aspek-aspek seksualitas tanpa harus membuka diri dengan adanya kemungkinan tertular penyakit (karenatidak membutuhkan pasangan seks) atau menjadi bahan tertawaan masyarakat umum.

Menurut Cooper (Cooper dkk, 1999a) tentang adanya “Triple A Engine”, yaitu individu menemukan bahwa berinternet memakan biaya yang lebih murah
(affordability), dapat masuk atau keluarsesuka hati sehingga mengurangi rasa malu
(accessibility) sekaligus tanpa takut dikenali oleh orang lain (anonimity).

ACE Model of Cybersexual Addiction digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana adanya anonimitas (the Anonymity) dari interaksi online tersebut dapat meningkatkan perilaku seksual menyimpang kemudaham akses dan tersedianya situs-situs porno menjadi alat yang dapat menyenangkan hidup (the Convenience) serta menjadikannya tempat pelarian untuk ketegangan mental dan memperkuat pola perilaku yang mengarah pada kecanduan (the Escape).

Remaja yang hidup di zaman sekarang lebih sering bergesekan dengan materi seks
yang makin banyak beredar seiring dengan kebebasan media dan pers. Untuk itulah remaja membutuhkan agama sebagai pengendali dirinya dalam memantapkan
kepribadian dan dapat mengontrol perilakunya (Afrianti, 1999). Nilai dan ajaran agama inilah yang menurut Fridani (1996) diharapkan dapat menjadi faktor yang menyebabkan remaja. mampu mengendalikan dirinya. Agama menurut Haditono (Haryanto, 1993) mutlak dibutuhkan untuk memberikan kepastian norma, tuntunan untuk hidup secara sehat dan benar, dimana norma agama ini merupakan kebutuhan psikologis yang akan memberikan keadaan mental yang seimbang, mental yang sehat dan jiwa yang tenteram.

Ø Metode yang digunakan :
1.      Metode Pengumpulan data
Dengan menggunakan metode pengumpulan data yaitu mencari populasi,kemudian sempel yang digunakan untuk mengetahui identitas subjek di dapat 34 remaja perempuan dan 49 remaja laki-laki yang beragama islam dengan usia antara 18-24 tahun dengan mengakses 1-8 jam perminggu.Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan menggunakan skala macam yaitu skala Religiuitas dan skala kecenderungan mengakses situs porno.

2.      Analisis Data
Dengan menggunakan analisis data secara statistic dengan teknis analisi Product Moment Pearson untuk hipotesis pertama,dan hipotesis kedua adalah uji-t bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan rerata kecenderungan perilaku mengakses situs porno antara kelompok remaja laki-laki dan perempuan.

Ø Pengaruh untuk peneliti : Agar peneliti lebih mengetahui perbandingan pengguna  internet yang mengakses  situs porno dan nilai religiuitas  pada kalangan remaja.
Pengaruh untuk pembaca : Agar pembaca lebih menyadari dari segi agama karena nilai religiuitas seseorang sangat penting untuk perkembangan remaja saat ini.

Ø Kekurangan Pada Jurnal
-       Peneliti lebih berfokus pAda situs porno dibandingkan dengan nilai religiguitas dan materi-materi pendidikan.
-       Peneliti lebih berfokus pada ajaran agama islam saja tidak menganalisis ajaran agama lain padahal agama yang ada di Indonesia bukan agama islam saja.
-       Peneliti tidak menganalis katagori anak-anak yang berusia dinawah 18 tahun,sedangkan usia 14 tahun keatas saja sudah banyak yang mengakses situs porno tersebut.

Ø Kritik  dan saran
Judul yang semestinya pengaruh situs porno pada  pada nilai religiuitas bukan  hubungan antara kecendrungan prilaku mengakses situs porno dan religiuitas pada remaja. Peneliti harus lebih selektif dalam pemilihan kata untuk membuat sebuah judul .

Ø Hasil
1.    Ada korelasi negatif yang signifikan antara kecenderungan akses situs porno dengan religiusitas (rxy = -0.208;p = 0.029, p′0.05). Dapat dikatakan makin tinggi religiusitas, maka makin rendah kecenderungan perilaku akses situs porno.
2.    Hasil analisis statistik menunjukkanbahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku akses situs porno yang sangatsignifikan antara laki-laki dan perempuan.
3.    Analisis tambahan yang dilakukan terhadap masing-masing dimensi religiusitas menunjukkan bahwa diantara dimensi lainnya, dimensi konsekuensial mempunyai korelasi yang sangat signifikan dengan kecenderungan mengakses situs porno dengan sumbangan efektif sebesar 61.1%.
4.    Dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empiric, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan kecenderungan perilaku mengkases situs porno subjek dalam penelitian ini tergolong rendah.
5.    Dari perbandingan antara mean hipotetik dan mean empiric, diperoleh hasil bahwa secara keseluruhan kecenderungan perilaku mengkases situs porno subjek dalam penelitian ini tergolong rendah.

Ø  Kesimpulan

Remaja laki-laki cenderung besar mengakses situs porno dibandingkan dengan perempuan.Semakin tinggi nilai religiuitas seseorang semakin besar mereka dapat mengontrol diri mereka untuk mengakses situs porno tersebut.Namun ,sebaliknya apabila nilai religiuitas remaja tersebut semakin besar kecenderungan mengakses situs porno tersebut.