HUBUNGAN ANTARA
KECENDERUNGAN
PERILAKU MENGAKSES
SITUS PORNO DAN
RELIGIUSITAS PADA
REMAJA
Diah Viska Rahmawati
Noor Rochman
Hadjam
Tina Afiatin
Universitas Gadjah Mada
2002
Ø
Latar
Belakang
Kebebasan media dan pers yang menyertai era globalisasi,
diantaranya menyebabkan materi seks kian menjamur dan mudah didapatkan dengan
mudah yang beredar di masyarakat.Media komunikasi yang bebas sensor menjadi
lahan subur untik penggunanya.Kemudahan dan fasilitas yang disajikan internet
tidak hanya menampilkan materi seks
gambar prno saja, gambar bergerak pun ada,video yang disajikan pun ada yang
berdurasi pendek dan berdurasi panjang.
Selain gambar-gambar ,sajian situs porno yang
disajikan internet yaitu menanyangkan video video hubungan seksual yaitu : paedophilia
(foto telanjang anak-anak), hebephilia
(foto telanjang remaja) dan paraphilia
(materi seks “menyimpang”).
Penelitian menurut Elmer-Dewitt menunjukkan bahwa ternyata 98.9 persen
khalayak situs porno adalah pria dan1.1
persen adalah wanita.
Jumlah yang sangat berbeda jauh ini menurut
Cooper (DeAngelis, 2000) disebabkan karena pria lebih menyukai stimulus visual,
sementara wanita lebih lebih tertarik mennjalin persahabatan dan interaksi.
Pendapat lain yang sejenis menurut Widyaatuti
(Surono, 2000) bahwa pria terangsng oleh stimulus visual atau pengamatan,
sedangkan perempuanoleh stimulus pendengaran.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa 50%
yang mengakses internet digunakan untu
menjelajahi situs-situs porno dan 60-70 % adalah kalangan mahasiswa, dan
pelajar yang berusia remaja. Ketertarikan
remaja mengakses situs porno tersebut karena mereka sedang ada di masa transisi
dimana seorang remaja mengalami berbagai macam perubahan dari fisik,seksual,emosional,religi,moral
dan sosial (Hurlock, 1993) .
Menurut penelitian Hurlock (1973) menyebutkan
bahwa remaja lebih tertarik pada materi seks yang berbau porno dibandingkan
materi seks yang di kemas salam bentuk pendidikan. Masa remaja selain sedang
mengalami masa transisi perubahan fisik,seksual,emosional mereka menglami
perubahan religiuitas remaja, yaitu
semakin tinggi religiuitas remaja semakin besar ia dapat mengontrol dan
mengatur perilaku seksual sejalan dengan nilai norma yang ada (Suharno, 1992;
Hanani 1995).
Menurut
(Elmer-Dewitt, 1995) daya tarik seorang untuk mengakses situs porno di internet
karena tersedia nya:
·
privacy,
yakni kerahasiaan,keleluasaan pribadi, tanpa harus berjalan ke toko buku,
bioskop atau tempat peminjaman film
·
efficiency
dikarenakan materimaterinya dapat diambil dari internet,dicetak
atau ditampilkan pada computer pribadi, yang jauh lebih efisien daripada
membeli utuh majalah atau video
·
bersifat harmless yakni kebebasan mengeksplorasi aspek-aspek
seksualitas tanpa harus membuka diri dengan adanya kemungkinan tertular
penyakit (karenatidak membutuhkan pasangan seks) atau menjadi bahan tertawaan
masyarakat umum.
Menurut Cooper
(Cooper dkk, 1999a) tentang adanya “Triple A Engine”, yaitu individu menemukan
bahwa berinternet memakan biaya yang lebih murah
(affordability), dapat masuk atau keluarsesuka hati sehingga
mengurangi rasa malu
(accessibility) sekaligus tanpa takut
dikenali oleh orang lain (anonimity).
ACE Model of Cybersexual
Addiction digunakan untuk menjelaskan tentang bagaimana adanya anonimitas (the Anonymity) dari interaksi online
tersebut dapat meningkatkan perilaku seksual menyimpang kemudaham akses dan
tersedianya situs-situs porno menjadi alat yang dapat menyenangkan hidup (the Convenience) serta menjadikannya tempat
pelarian untuk ketegangan mental dan memperkuat pola perilaku yang mengarah
pada kecanduan (the Escape).
Remaja yang hidup
di zaman sekarang lebih sering bergesekan dengan materi seks
yang makin banyak
beredar seiring dengan kebebasan media dan pers. Untuk itulah remaja membutuhkan
agama sebagai pengendali dirinya dalam memantapkan
kepribadian dan
dapat mengontrol perilakunya (Afrianti, 1999). Nilai dan ajaran agama inilah
yang menurut Fridani (1996) diharapkan dapat menjadi faktor yang menyebabkan
remaja. mampu mengendalikan dirinya. Agama menurut Haditono (Haryanto, 1993)
mutlak dibutuhkan untuk memberikan kepastian norma, tuntunan untuk hidup secara
sehat dan benar, dimana norma agama ini merupakan kebutuhan psikologis yang
akan memberikan keadaan mental yang seimbang, mental yang sehat dan jiwa yang tenteram.
Ø Metode yang
digunakan :
1. Metode Pengumpulan data
Dengan menggunakan metode pengumpulan data
yaitu mencari populasi,kemudian sempel yang digunakan untuk mengetahui
identitas subjek di dapat 34 remaja perempuan dan 49 remaja laki-laki yang
beragama islam dengan usia antara 18-24 tahun dengan mengakses 1-8 jam
perminggu.Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan menggunakan skala macam
yaitu skala Religiuitas dan skala kecenderungan mengakses situs porno.
2. Analisis Data
Dengan menggunakan analisis data secara
statistic dengan teknis analisi Product Moment Pearson untuk hipotesis
pertama,dan hipotesis kedua adalah uji-t bertujuan untuk menguji ada tidaknya
perbedaan rerata kecenderungan perilaku mengakses situs porno antara kelompok
remaja laki-laki dan perempuan.
Ø Pengaruh
untuk peneliti : Agar peneliti
lebih mengetahui perbandingan pengguna
internet yang mengakses situs
porno dan nilai religiuitas pada
kalangan remaja.
Pengaruh
untuk pembaca : Agar pembaca
lebih menyadari dari segi agama karena nilai religiuitas seseorang sangat
penting untuk perkembangan remaja saat ini.
Ø Kekurangan
Pada Jurnal
-
Peneliti lebih
berfokus pAda situs porno dibandingkan dengan nilai religiguitas dan
materi-materi pendidikan.
-
Peneliti lebih
berfokus pada ajaran agama islam saja tidak menganalisis ajaran agama lain
padahal agama yang ada di Indonesia bukan agama islam saja.
-
Peneliti tidak
menganalis katagori anak-anak yang berusia dinawah 18 tahun,sedangkan usia 14
tahun keatas saja sudah banyak yang mengakses situs porno tersebut.
Ø Kritik dan saran
Judul yang semestinya pengaruh situs porno
pada pada nilai religiuitas bukan hubungan antara kecendrungan prilaku
mengakses situs porno dan religiuitas pada remaja. Peneliti harus lebih selektif
dalam pemilihan kata untuk membuat sebuah judul .
Ø Hasil
1.
Ada korelasi
negatif yang signifikan antara kecenderungan akses situs porno dengan
religiusitas (rxy = -0.208;p = 0.029, p′0.05). Dapat dikatakan makin tinggi
religiusitas, maka makin rendah kecenderungan perilaku akses situs porno.
2.
Hasil analisis
statistik menunjukkanbahwa ada perbedaan kecenderungan perilaku akses situs
porno yang sangatsignifikan antara laki-laki dan perempuan.
3.
Analisis tambahan
yang dilakukan terhadap masing-masing dimensi religiusitas menunjukkan bahwa diantara
dimensi lainnya, dimensi konsekuensial mempunyai korelasi yang sangat
signifikan dengan kecenderungan mengakses situs porno dengan sumbangan efektif
sebesar 61.1%.
4.
Dari perbandingan
antara mean hipotetik dan mean empiric, diperoleh hasil bahwa secara
keseluruhan kecenderungan perilaku mengkases situs porno subjek dalam
penelitian ini tergolong rendah.
5.
Dari perbandingan
antara mean hipotetik dan mean empiric, diperoleh hasil bahwa secara
keseluruhan kecenderungan perilaku mengkases situs porno subjek dalam
penelitian ini tergolong rendah.
Ø Kesimpulan
Remaja
laki-laki cenderung besar mengakses situs porno dibandingkan dengan perempuan.Semakin
tinggi nilai religiuitas seseorang semakin besar mereka dapat mengontrol diri
mereka untuk mengakses situs porno tersebut.Namun ,sebaliknya apabila nilai
religiuitas remaja tersebut semakin besar kecenderungan mengakses situs porno
tersebut.